Perjalanan selalu berhasil membawaku pergi.
Jauh, melampaui navigasi sang pengemudi. Dari balik jok kusir persneling yang membawaku meninggalkan desa, meninggalkan ayah dan ibu tersayang. Lalu di perut burung besi yang membawaku menyeberang ke negeri orang di pulau seberang. Kemudian pada salah satu celah delman raksasa antar kota yang dengan garang melaju, membawaku dari ramahnya kota keraton kepada culasnya ibukota yang garang. Juga di antara desing lokomotif di salah satu sudut gerbong di senja hari, di perjalanan menuju hiruk pikuk kota untuk petualangan selanjutnya. Dengan andil latar musik nan syahdu dari telepon seluler lewat tali tembaganya yang menyumbat kedua telinga, Aku dibawa pergi semakin jauh. Jauh, menuju berbagai khayalan terliar di dalam diri. Seringkali perjalanan-perjalanan itu menenangkan, melegakan hati. Namun akhir-akhir ini menjadi kontemplasi yang berat. Terasa sulit, rasanya menyesakkan sekali. Tapi, Aku tahu, aku tidak akan berhenti. -Dibuat kembali, dari Oktober 2017
0 Comments
Leave a Reply. |
Author:Retmi Ardilla Archives
March 2019
Categories |