Sebuah ucapan selamat datangMenjadi berbeda tidak salah, yang salah adalah ketika kita selalu merasa paling benar dan menyalahkan yang beda.
Bila saya percaya bahwa kopi lebih menenangkan dibanding teh, belum tentu saya hanya minum kopi dan tidak pernah mencicipi teh sekalipun seumur hidup saya. Jika hari ini saya belum bisa makan enak, bukan berarti saya harus menyalahkan mereka yang bisa makan enak. Kalau sahabat saya lebih suka putih daripada hitam yang sangat saya senangi, tentu saya tidak harus membenci putih dan merasa paling bijaksana. Salah satu cara bertahan yang paling mudah, adalah dengan menyalahkan. Tapi tentu itu tidak akan membuat kita makin kuat, bukan? Terus-terusan mencari celah untuk menjatuhkan yang lain, justru bakal jadi penyakit membahayakan. Hari ini, sepertinya sering sekali kita dengan konyol membuat-buat kelemahan yang lain hanya karena mereka berbeda pilihan. Sekali kopi, mesti kopi lagi selanjutnya. Sekali enak, harus enak seterusnya. Sekali hitam, wajib hitam selamanya. Lantas apa-apa yang berhubungan dengan itu, akan selamanya dianggap benar, sekalipun kadang bisa keliru, tentu saja. Sedangkan yang berkaitan dengan keadaan sebaliknya, segalanya akan ditafsirkan salah, meskipun tidak jarang, benar juga. Ironi, itulah kita. 2019 memang akan semakin ramai dengan bahasan perbedaan, tapi semoga kita bisa menanggapinya dengan lebih waras. Karena beda itu coba, bukan petaka. Maka bagaimana caranya kita bisa lolos dari coba, tidak hancur akibat petaka. Jadi, dapatlah kita ke kedai kopi besok atau lusa. Minum kopi atau non-kopi, terserah saja. Pasti bisa kita diskusikan perbedaan yang ada dengan pendekatan yang lebih sederhana. Akhirnya, mari ucapkan selamat datang untuk 2019 dengan bahagia! Note: Tulisan ini di dipost pertama kali di akun Instagram saya http://instagram.com/retmiardilla/ untuk #30haribercerita #30hbc1901 bersama @30haribercerita
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorRetmi Ardilla Archives
April 2019
Categories |